Tasikmalaya, Jawa Barat – Tim Search and Rescue (SAR) resmi menghentikan pencarian dua orang petani yang tertimbun longsor di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, setelah masa pencarian selama tujuh hari berakhir. Keputusan ini diambil setelah semua upaya pencarian telah dilakukan namun tanpa hasil yang memuaskan.
Proses pencarian yang dilakukan selama seminggu itu melibatkan berbagai instansi dan relawan, menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menghadapi bencana alam. Dalam situasi ini, keduanya, Acu (66) dan Amin (54), hanyut oleh longsor yang terjadi pada Minggu, 29 Juni 2025. Dengan keputusan yang berat, penghentian pencarian diambil karena tidak ada perkembangan yang signifikan.
Pentingnya Prosedur Pencarian di Lokasi Berisiko
Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, menegaskan pentingnya mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam operasi pencarian. “Saya mewakili forkopimda, hari ketujuh pencarian dinyatakan selesai,” ucapnya. Hal ini menunjukkan bahwa meski pencarian belum berhasil menemukan korban, semua langkah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keselamatan tim pencari juga menjadi prioritas utama ketika beroperasi di area rawan.
Selama proses pencarian, tim SAR gabungan bekerja keras untuk menyisir berbagai titik yang dianggap kemungkinan mengandung petunjuk. Meskipun usaha yang dilakukan sudah maksimal, tantangan dari medan yang luas dan sulit membawa alat berat ke lokasi menjadi hambatan tersendiri. Hal ini membuat pencarian menjadi lebih kompleks, menunjukkan betapa besar dampak dari bencana alam yang sering kali tidak dapat diprediksi.
Keberanian dan Kerja Sama dalam Mencari Korban
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetia, mengekspresikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh anggota tim yang telah berjuang keras. “Kami tidak lelah mencari korban,” katanya. Ini mencerminkan dedikasi luar biasa dari mereka yang terlibat dalam menghadapi situasi sulit ini. Dalam konteks ini, adalah penting untuk menyadari bahwa meskipun teknologi dan sumber daya yang ada, keberanian dan semangat manusia tetap menjadi unsur vital.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan pencarian secara mandiri, menjaga koordinasi dengan pihak berwenang untuk menghindari kemungkinan timbulnya korban baru. Ini adalah langkah preventif yang penting dalam konteks pencegahan bahaya lanjutan. Kesadaran akan risiko bencana alam tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan tim SAR, tetapi juga seluruh masyarakat.
Pengalaman ini harus menjadi pengingat bagi kita semua, untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Bencana seperti longsor sering kali dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem dan pengelolaan lingkungan yang kurang baik. Tanpa tindakan pencegahan dan kewaspadaan, bencana serupa bisa terjadi kapan saja.