Jakarta Utara menghadapi ancaman serius terkait potensi banjir yang disebabkan oleh fenomena air pasang atau rob. Dalam rentang waktu 2 hingga 9 Agustus 2025, masyarakat di daerah pesisir diminta untuk lebih waspada. Fenomena ini menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan warga.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi banjir pesisir yang terjadi selama periode ini disebabkan oleh fase Bulan Purnama yang menyebabkan ketinggian maksimum air laut.
Fenomena Fase Bulan Purnama dan Dampaknya
Pada fase Bulan Purnama, gravitasi bulan menarik air laut lebih kuat, mengakibatkan puncak gelombang yang lebih tinggi. Fenomena ini berpotensi menyebabkan banjir di wilayah pesisir, khususnya di Jakarta Utara, yang sudah rentan terhadap berbagai kondisi alam. Isu ini bukan sekedar teori, melainkan telah menjadi kenyataan bagi banyak warga yang tinggal di pinggir laut.
Berdasarkan data historis, setiap kali terjadi fase ini, daerah-daerah seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, dan Penjaringan sering kali menjadi titik rawan. Warga yang tinggal di kawasan ini perlu mempersiapkan diri dengan berbagai langkah mitigasi, baik secara individu maupun kolektif. Memahami waktu dan intensitas fenomena ini akan membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik, seperti mengamankan barang berharga dan memastikan akses jalan evakuasi terbuka.
Strategi Mitigasi dan Antisipasi Banjir
Warga perlu mengembangkan sikap tanggap terhadap informasi cuaca dan kondisi laut yang disampaikan oleh instansi terkait. Selain memantau data dari BMKG, mereka juga disarankan untuk memanfaatkan akses yang ada melalui portal laman resmi yang memberikan informasi terkini mengenai gelombang laut. Dengan memahami situasi yang mungkin terjadi, warga dapat mengambil langkah-langkah preventif. Contohnya, membuat saluran air atau mempersiapkan penampung air di sekitar rumah agar tidak terjebak banjir.
Di samping itu, komunitas pesisir juga bisa bekerja sama untuk membentuk sistem peringatan dini, sehingga semua orang bisa mendapat informasi secara cepat dan tepat. Jika situasi darurat terjadi, warga harus tahu siapa yang harus dihubungi. Call Center Jakarta Siaga 112 menjadi saluran penting yang dapat digunakan untuk mendapatkan pertolongan. Melalui tindakan sadar dan kolektif ini, dampak banjir di Jakarta Utara dapat diminimalisir.
