Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu di wilayah Utara Kota Bandung mengalami peningkatan yang perlu diwaspadai. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, terutama masyarakat sekitar yang sering berinteraksi dengan kawasan vulkanik ini.
Menurut data terbaru, hingga akhir Juni 2025, aktivitas kegempaan di Gunung Tangkuban Parahu didominasi oleh getaran tremor menerus dan fenomena bualan lumpur yang terjadi di Kawah Ratu. Apa yang terjadi di gunung ini tidak hanya berdampak pada lingkungan sekitar, tetapi juga bagi keselamatan penduduk dan pengunjung.
Pengenalan Mengenai Aktivitas Kegempaan
Dalam beberapa hari terakhir, tepatnya pada tanggal 24 dan 25 Juni, terdeteksi peningkatan signifikan dalam kejadian gempa low-frequency (LF). Pada hari tersebut, tercatat masing-masing 90 dan 103 kejadian gempa per hari. Peningkatan ini dapat menjadi indikator bahwa gunung sedang menunjukkan gejala aktivitas yang lebih intens.
Data kegempaan pada 27 Juni menunjukkan adanya 97 kali gempa LF dengan amplitudo bervariasi, mulai dari 2 hingga 27 mm. Selain itu, terdapat juga catatan gempa hembusan dan gempa vulkanik dangkal yang menambah kompleksitas kondisi terkini. Penting untuk mencermati gejala-gejala ini, karena bisa jadi merupakan pertanda akan adanya perubahan besar dalam aktivitas vulkanik.
Rambu-Rambu Keselamatan dan Koordinasi
Demi menjaga keselamatan, Badan Geologi telah mengeluarkan peringatan untuk tidak mendekati area dasar kawah. Masyarakat di sekitar diimbau untuk tidak berlama-lama di kawasan aktif dan selalu siap untuk menghadapi situasi darurat, seperti menghindari area saat tercium bau gas atau meningkatnya intensitas hembusan. Koordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan Pos Pengamatan Gunung Api sangat penting untuk langkah-langkah mitigasi selanjutnya.
Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap tenang dan waspada, mengabaikan isu-isu yang belum terkonfirmasi, serta mengikuti perkembangan resmi dari pihak berwenang. Dalam situasi seperti ini, kesadaran kolektif dan kerjasama antarpihak menjadi kunci untuk menjaga keselamatan bersama.