Hujan deras yang melanda Bogor pada Sabtu (5/7) dan menyusul di Jakarta pada Minggu (6/7) sore menyebabkan banjir signifikan, khususnya di wilayah Jakarta. Peristiwa ini berdampak pada 109 RT, di mana sejumlah warga terpaksa dievakuasi ke tempat-tempat pengungsian.
Ketinggian banjir di sejumlah daerah bahkan melampaui satu meter, dengan beberapa tempat seperti kawasan Cawang, Jakarta Timur, mencapai tiga meter. Data yang diperoleh dari BPBD DKI Jakarta pada Senin (7/7) pagi menunjukkan bahwa terdapat 996 jiwa yang mengungsi, yang tersebar di berbagai lokasi yang disediakan sebagai tempat aman.
Pengungsi dan Lokasi Aman di Jakarta
Ada banyak tempat pengungsian yang telah disiapkan untuk menampung warga yang terkena dampak banjir. Di Aula Kantor Kelurahan Bidara Cina, sebanyak 33 kepala keluarga (KK) atau 137 jiwa mengungsi. Masjid Jami Ittihadul Ikhwan di Kampung Melayu juga menampung 24 KK dengan total 74 jiwa. Selain itu, SDN 01/02 Kampung Melayu menjadi tempat perlindungan bagi 37 KK atau 119 jiwa. Beberapa lokasi lain, seperti Masjid Al-Hawi di Cililitan dan Mushala Al-Ishlah di Kampus Binawan Cawang, masing-masing menampung 3 KK dan 11 jiwa, serta 11 KK dan 30 jiwa.
Laporan juga mencatat bahwa Masjid Jami Al Khaer di Kedaung Kali Angke, Musholla Kelurahan Kedoya Selatan, dan berbagai masjid di Karet Tengsin menampung puluhan jiwa lainnya yang mencari perlindungan. Pengungsi di daerah tersebut menunjukkan bagaimana infrastruktur lokal berusaha untuk mengakomodir kebutuhan mendesak masyarakat di saat bencana alam sedang terjadi.
Respons dan Tindakan BPBD DKI Jakarta
BPBD DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah cepat untuk menangani situasi ini, termasuk mengerahkan personel untuk memantau kondisi genangan di setiap wilayah. Mereka berkolaborasi dengan berbagai dinas terkait seperti Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Kebakaran untuk memastikan semua akan kembali normal secepat mungkin. Tindakan tersebut juga termasuk penyedotan genangan air dan memastikan bahwa saluran air berfungsi dengan baik. Pengelolaan darurat ini juga melibatkan kapasitas untuk menyediakan kebutuhan dasar bagi para penyintas bencana.
BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi genangan lebih lanjut. Dalam situasi darurat, mereka disarankan untuk menghubungi nomor layanan 112 yang beroperasi secara gratis dan 24 jam. Hal ini menunjukkan pentingnya kesiap-siagaan dan respons cepat dalam menangani masalah yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem, termasuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.