Aksi damai yang digelar oleh sekelompok mahasiswa di Sidoarjo, bertajuk “Reformasi Polri, Tuntut Kapolri mundur”, menunjukkan kekuatan suara generasi muda dalam mengekspresikan aspirasi politik. Aksi ini berlangsung di depan Mapolresta Sidoarjo dan dipimpin oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Sidoarjo. Dengan berpegang pada prinsip damai, para peserta aksi menegaskan bahwa mereka akan menyalurkan pendapat tanpa berbuat anarkis.
Dalam konteks perubahan sosial, aksi damai ini tidak hanya sekadar demonstrasi, tetapi juga mencerminkan kesadaran politik yang semakin meningkat di kalangan generasi muda. Berbicara tentang tanggung jawab sebagai warga negara, mahasiswa turut berkontribusi pada dialog konstruktif mengenai tuntutan yang diusung, yaitu reformasi di kepolisian.
Komitmen Tanpa Anarkisme: Suara Mahasiswa untuk Perubahan
PC IMM Sidoarjo tidak hanya berfokus pada aksi demonstratif, tetapi juga menggelar doa bersama demi keutuhan bangsa. Kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Bupati Sidoarjo dan Kapolresta memberikan legitimasi lebih pada tuntutan yang disampaikan. Bupati Sidoarjo, H Subandi, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang memilih cara damai untuk menyampaikan aspirasi.
Pentingnya dialog antara pemerintah dan masyarakat sangat ditekankan. Keterbukaan pemerintah dalam menerima aspirasi membuat masyarakat merasa punya suara. Dalam hal ini, Bupati Subandi menegaskan bahwa menjaga stabilitas politik adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan di Kabupaten Sidoarjo. Dengan menyebutkan bahwa “Sidoarjo adalah rumah kita,” Bupati mengajak semua pihak untuk menjaga kedamaian.
Dukungan Terhadap Aksi Damai: Menguatkan Rangkaian Aspirasi
Tindakan mahasiswa mencerminkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Komitmen untuk tidak melakukan tindakan anarkis selama aksi diharapkan dapat ditularkan kepada masyarakat luas. Dalam konteks ini, Bupati menekankan bahwa setiap aksi yang dilakukan dengan damai membawa pesan positif bagi lingkungan sekitar.
Selain itu, saat aksi damai usai, momen berbagi dilakukan dengan membagikan beras kepada pengendara motor di sekitar lokasi aksi. Tindakan ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi mencerminakan kepedulian sosial yang mendasari setiap tindakan mahasiswa. Dalam suasana kebersamaan dan keikhlasan, aksi ini memberikan contoh bagi generasi muda lainnya untuk mengekspresikan pendapat dengan cara yang baik dan terhormat.
Pada akhirnya, tindakan mahasiswa Muhammadiyah menjadi sorotan penting dalam konteks pembangunan daerah. Dengan menyiratkan aspirasi yang luhur dan cara penyampaian yang damai, diharapkan bisa memicu lebih banyak gerakan positif dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum. Tindak lanjut terhadap aspirasi ini juga akan sangat diperhatikan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, dengan harapan membawa perubahan yang lebih baik.