JAKARTA – Pemerintah tengah mempersiapkan peluncuran program Sekolah Rakyat yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 14 Juli 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan di seluruh Indonesia, memberikan peluang bagi lebih banyak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Dengan adanya Sekolah Rakyat, diharapkan kualitas pendidikan dapat merata di berbagai wilayah. Menurut Menteri Sosial, fase pertama ini akan dimulai dengan 100 lokasi yang tersebar, di mana 63 bangunan sudah siap, sedangkan 37 bangunan lainnya masih dalam proses renovasi.
Penerapan Program Sekolah Rakyat
Dalam langkah awal ini, program Sekolah Rakyat akan menampung sebanyak 9.755 siswa. Untuk mendukung operasionalnya, dibutuhkan 1.554 guru serta 3.390 tenaga kependidikan. Menteri Sosial memastikan bahwa proses seleksi untuk para pendidik dan tenaga kependidikan telah rampung, sehingga program ini dapat segera dilaksanakan dengan baik.
Keberadaan Sekolah Rakyat ini menjadi penting, terutama bagi daerah-daerah yang selama ini minim fasilitas pendidikan. Dengan demikian, anak-anak di wilayah tersebut tidak akan tertinggal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Data menunjukkan bahwa akses pendidikan yang terbatas berkontribusi pada tingginya angka putus sekolah, dan program ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan tersebut.
Persiapan untuk Tahap Selanjutnya
Lebih lanjut, untuk tahap kedua, kementerian terkait masih melakukan survei terhadap 202 lokasi yang diusulkan. Jika semua berjalan sesuai rencana, sekitar 100 titik baru akan ditentukan, yang akan menampung lebih dari 10.000 siswa, dan memerlukan 2.180 guru serta 4.069 tenaga kependidikan. Pelaksanaan tahapan kedua diharapkan juga dapat dimulai pada tahun yang sama, yaitu 2025.
Penting untuk dicatat bahwa seluruh Sekolah Rakyat, baik tahap pertama maupun kedua, memanfaatkan bangunan yang sudah ada atau menumpang di fasilitas yang sudah ada. Hal ini dilakukan untuk efisiensi dan percepatan penyediaan pendidikan. Di masa mendatang, direncanakan akan dibangun gedung permanen untuk sekolahan di 100 titik lokasi, sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.