Perayaan budaya di Kabupaten Sidoarjo menjadi sorotan utama saat Wakil Bupati Sidoarjo, Hj Mimik Idayana, meresmikan Tetenger Gubuk “Praja Ananta Raya” di Taman Tanjung Puri. Acara yang berlangsung pada Minggu (22/6/25) ini merupakan wujud apresiasi terhadap kekayaan budaya dan seni lokal yang harus dijaga kelestariannya.
Dengan peresmian gubuk ini, masyarakat diingatkan bahwa Sidoarjo bukan sekadar dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai tempat lahirnya berbagai kesenian dan budaya yang berharga. Kesenian ludruk, sandur, dan batik Jetis merupakan contoh nyata dari warisan budaya yang kaya dan bernilai tinggi, yang mencerminkan karakter serta tradisi lokal yang harus terus dilestarikan.
Kekayaan Budaya dan Pentingnya Pelestarian
Sidoarjo memiliki beragam tradisi yang mencerminkan identitas budaya masyarakatnya. Kesenian tradisional seperti ludruk tak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai ajaran moral dan sosial yang penting. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara masyarakat dengan budaya yang mereka miliki. Pentingnya menjaga tradisi ini menjadi pesan utama dalam acara tersebut.
Melihat data dan penelitian, kegiatan seni seperti pertunjukan ludruk mengalami penurunan peminat di kalangan generasi muda. Hal ini mengkhawatirkan karena kondisi ini dapat mengancam keberlangsungan budaya lokal. Oleh karena itu, kebanyakan pihak sepakat bahwa penting untuk mendekatkan kesenian kepada generasi muda agar mereka dapat merasakan dan memahami nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui pelatihan dan pengenalan seni, diharapkan anak-anak muda dapat memiliki rasa cinta terhadap warisan budaya mereka sendiri.
Integrasi Budaya dan Spiritual dalam Pembangunan
Pentingnya kolaborasi antara budaya dan spiritualitas juga sangat terasa dalam momen ini. Budaya dan spiritual memiliki peran yang tak terpisahkan dalam membentuk karakter masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tradisi merupakan pondasi penting dalam membangun identitas dan karakter masyarakat yang kuat. Pemerintah wilayah setempat berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian ini melalui berbagai program, termasuk festival budaya dan pelindungan hak kekayaan intelektual.
Dalam konteks pembangunan, mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam setiap aspek dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera. Melalui pelestarian budaya, keterikatan sosial akan tercipta, yang meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian antarwarga. Ini diharapkan dapat menciptakan Sidoarjo yang tidak hanya maju dari segi ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan.
Selain itu, upaya untuk memperkenalkan budaya kepada generasi muda menjadi fokus utama. Dengan cara ini, diharapkan oharga budaya lokal semakin dikenal dan ditransformasikan, menciptakan nuansa yang hidup dan relevan dengan zaman. Masyarakat diundang untuk berpartisipasi dalam menyebarkan informasi tentang berbagai tradisi yang ada agar lebih banyak orang mengenalnya.
Ujungnya, peresmian Gubuk Praja Ananta Raya bukan hanya sekedar perayaan, tetapi menjadi titik awal bagi masyarakat untuk lebih mengapresiasi dan melestarikan budaya mereka. Ini adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya dari para budayawan, tetapi juga dari pemerintah dan masyarakat. Melanjutkan tradisi tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk diteruskan dan dikembangkan, sehingga lamanya akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Sidoarjo.