JAKARTA – Tragedi yang menimpa Andika Lutfi Falah, seorang pelajar berusia 16 tahun asal Tangerang, menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Ia tewas akibat aksi massa di sekitar area DPR/MPR RI tanpa sepengetahuan orangtuanya yang mengira ia menjalani kegiatan rutin sekolah.
Andika adalah siswa kelas 11 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 14 Kabupaten Tangerang. Dia tinggal di lingkungan Puri Bidara Permai, Tigaraksa, Banten. Keberangkatannya ke Jakarta untuk berunjuk rasa adalah langkah yang tidak terduga bagi keluarganya, yang hanya tahu tentang rencana sekolahnya.
Tragedi di Balik Aksi Unjuk Rasa
Dalam peristiwa tragis ini, Andika diterima di Rumah Sakit Dr Mintoharjo di Jakarta dengan luka berat akibat benturan di bagian kepala. Tim medis melaporkan bahwa ia dalam kondisi kritis dan tidak sadarkan diri sebelum dinyatakan meninggal dunia. Informasi mengenai keadaan putranya baru diterima oleh keluarganya pada hari Sabtu, 30 September, yang membuat mereka terkejut dan bergegas untuk menjenguknya.
Menanggapi kondisi Andika, Sugiono, Ketua RT setempat, menjelaskan kepada media bahwa keluarga tidak menyangka bahwa ia terlibat dalam aksi kerusuhan. Momen kritis di ruang ICU selama hampir satu hari satu malam menambah kesedihan yang dirasakan keluarga. Dalam suasana penuh haru, pelajaran berharga muncul dari peristiwa ini, yaitu pentingnya komunikasi antar anggota keluarga, terutama pada anak-anak remaja.
Refleksi dan Resolusi Keluarga
Setelah kejadian tragis ini, keluarga Andika memutuskan untuk tidak meneruskan penyelidikan atau proses hukum terkait kematiannya. Mereka merasa ikhlas dan menerima kejadian yang menimpa anak mereka, menganggap peristiwa tersebut sebagai pembelajaran bagi semua pihak agar tidak terulang kembali. Keputusan tersebut mungkin mencerminkan harapan untuk saling mendukung dan melihat ke depan tanpa menyimpan dendam.
Andika tumbuh dalam keluarga sederhana, ayahnya seorang penjual kopi keliling dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kenangan akan kesederhanaan dan kebaikan hati Andika akan selalu dikenang oleh keluarganya. Mereka berharap semoga kejadian ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat luas, terutama bagi orangtua dan anak-anak, untuk berhati-hati dan menjaga komunikasi yang baik satu sama lain. Dengan demikian, tragedi ini tidak hanya momen berduka, tetapi juga titik tolak untuk perubahan positif, baik dalam keluarga maupun masyarakat.