Di Halmahera Selatan, Maluku Utara, sebuah tragedi menyayat hati terjadi ketika seorang balita berusia dua tahun kehilangan nyawanya akibat terbawa arus banjir. Masyarakat setempat tengah berduka atas kejadian ini yang memicu berbagai perhatian dari banyak pihak.
Balita yang bernama Azam itu merupakan warga dari kawasan transmigrasi SP1A di Kecamatan Gane Timur. Menurut laporan, insiden ini terjadi pada hari Minggu, 22 Juni 2025 sekitar pukul 08.00 WIT, ketika Azam dan kakaknya sedang mandi hujan. Diduga, tanpa sadar Azam melompat ke tepi sungai dan terbawa arus yang cukup deras.
Tragedi Banjir di Halmahera Selatan
Pencarian dilakukan oleh warga setempat dan relawan selama tiga jam sebelum Azam ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Asrul Lamunu, relawan dari DMC, mengungkapkan bahwa situasi tersebut sangat memilukan. Insiden ini juga telah dikonfirmasi oleh pihak BNPB yang menjelaskan dampak besar dari banjir ini terhadap masyarakat.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, banjir ini tidak hanya mengakibatkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerugian yang cukup signifikan bagi warga setempat. Tercatat lebih dari 4.182 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 13.965 jiwa terpaksa mengungsi dari 15 desa yang terkena dampak di enam kecamatan, termasuk Bacan dan Gane Barat.
Dampak dan Penanganan Banjir
Banjir yang melanda wilayah ini telah mengakibatkan 1.522 rumah terendam, dengan empat rumah rusak berat dan tiga rumah rusak ringan. Selain itu, infrastruktur seperti jembatan juga mengalami kerusakan, di mana dua jembatan mengalami kerusakan berat dan satu jembatan rusak ringan. Hal ini berdampak pada mobilitas warga dan aktivitas sehari-hari mereka.
Abdul Muhari juga menjelaskan bahwa tinggi muka air bervariasi dari 20 hingga 150 centimeter, yang tentunya menambah kesulitan dalam penanganan dan pemulihan pasca-banjir. Banyak wilayah yang sulit dijangkau tanpa penggunaan perahu atau kendaraan khusus. Kondisi ini mengharuskan upaya lebih dari pihak berwenang untuk meringankan penderitaan yang dialami oleh masyarakat terdampak.
Dari pengalaman ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa perubahan iklim dan curah hujan yang ekstrem dapat memicu bencana seperti ini. Oleh karena itu, upaya preventif dan edukasi mengenai kebencanaan sangat penting untuk dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.